Cerita Sex Karin Yang Butuh Asupan Seksual
- Home
- Cerita bokep
- Cerita Sex Karin Yang Butuh Asupan Seksual
Cerita Sex Karin Yang Butuh Asupan Seksual – Aku berasal dari keluarga kalangan atas dan aku sering menghabiskan waktu liburan berbintang lima di Nusa Dua Bali bukanlah masalah bagi keluarga Karin. Selama beberapa hari Karin menghabiskan waktu liburan dengan suami dan dua orang anaknya disana. Setelah beberapa hari, suami Karin mengajaknya untuk ke Lombok. Tapi dengan alasan Karin merasa bosan dengan tempat itu, juga perjalanan dengan kapal fery yang yang cukup makan waktu, maka Karin menolak ajakan suaminya itu.
Akhirnya suami dan kedua anaknya segera menuju Lombok tanpa Karin. Karin, 30 tahun, walau sudah punya anak dua orang tapi penampilan dan gayanya mirip dengan layaknya gadis kota masa kini. Wajah sangat cantik, putih, dan tubuh sintal selalu membuat lelaki manapun akan tertarik. Salah satu nilai lebih dari rumah tangga Karin adalah kebebasan yang diberikan suaminya kepada Karin untuk boleh bergaul atau jalan dengan siapa saja asal Karin selalu jujur kepada suaminya itu. Hal ini terjadi karena suaminya sangat tahu akan libido Karin yang sangat tinggi hingga suaminya agak kewalahan dalam melayani kebutuhan seksual Karin. Dan nilai lebih dari Karin adalah kejujuran kepada suaminya bila dia jalan dan main dengan pria lain.
Pagi itu di restoran hotel, ketika Karin sedang makan pagi..
“Hei..!”, terdengar suara diiringi dengan tepukan tangan di pundak Karin.
“Hei, Ani.. Abiem.. Pak Randi..”, sahut Karin senang ketika melihat mereka bertiga.
“Mana suamimu?”, tanya Ani.
“Sedang ke Lombok dengan anak-anak”, jawab Karin.
“Duduklah di sini, temani aku makan..”, kata Karin.
Mereka pun segera duduk dan makan pagi bersama satu meja. Ani dan Abiem adalah teman bisnis suami Karin di Jakarta, sedangkan Randi adalah seorang dokter, duda, yang jadi dokter keluarga Karin. Randi dikenalkan kepada keluarga Karin oleh Ani dan Abiem dulunya.
“Nanti malam kita turun yuk? Kita habiskan malam bersama di diskotik”, ajak Abiem kepada Karin.
“Entahlah..”, kata Karin.
“Loh kenapa? Ayolah Bu Karin, kita sekali-sekali bergembira bersama”, kata Randi ikut menyela sambil tersenyum menatap Karin.
“Ikutlah, Karin.. Masa cuma aku seorang ceweknya..”, kata Ani.
“Baiklah kalau begitu.. Aku ikut”, kata Karin sambil tersenyum.
“Kamu tinggal di kamar berapa?”, tanya Abiem kepada Karin.
“Aku di suite room..”, kata Karin sambil menyebutkan nomor kamarnya.
“Ha? Kalau begitu kita bersebelahan dong..”, kata Ani sambil menyebutkan nomor kamar mereka.
“Yee.. Kok aku tidak tahu, ya? Kapan kalian check in?”, tanya Karin.
“Semalem. Tadinya kami mau tinggal di kamar lain, tapi karena sudah penuh, akhirnya kami ditunjukkan kamar yang masih pada kosong..”, kata Abiem.
“Tau nggak kalau kamar kita terhubung oleh connecting door, Ni?”, kata Karin kepada Ani.
“Iya? Berarti kita bisa kumpul-kumpul nih..”, kata Ani girang.
“Oke deh, Karin.. Nanti malam kita pergi bareng ke Diskotik, ya?’, ujar Abiem.
“Aku bawa minuman enak dari Perancis nanti..”, kata Abiem lagi.
“Baiklah. Kalian pada mau kemana?”, tanya Karin.
“Kami ada keperluan dulu. Bye..”, kata Ani sambil bangkit diikuti Abiem dan Andi, lalu mereka pergi.
Malamnya, dengan memakai T-shirt ketat plus rok katun sangat mini sehingga paha mulusnya tampak dengan indah, Karin berangkat dengan mereka ke diskotik.
“Kita minum dulu deh agar hangat”, kata Abiem sambil menuang minuman bawaannya ke dalam gelas dan disodorkan kepada Karin.
“Okay.. Siapa takut..”, kata Karin sambil meneguk minumannya.
“Hm.. Enak.. Manis.. Give me more, please.”, kata Karin kepada Abiem. Abiempun segera menuang lagi minuman ke gelas Karin yang sudah kosong.
“Jangan terlalu banyak, Karin.. Nanti kamu jadi hot, loh..”, kata Ani sambil tertawa. Mereka tertawa-tawa sambil menikmati minuman berakohol diiringi lagu yang diputar DJ.
“Turun, yuk..”, ajak Randi kepada Karin.
“Ayo..”, kata Karin sambil bangkit.
Perasaannya sudah mulai terpengaruh alkohol. Akhirnya Ani dan Abiem serta Karin dan Randi melantai mengikuti hentakan irama yang cepat. Sampai akhirnya ketika lagu berganti ke irama slow, Karin dan Randi saling berangkulan dan berdansa mengikuti alunan irama lagu.
“Mmhh..”, Karin mendesah hampir tak tedengar ketika dadanya bersentuhan dengan dada Randi.
Entah karena pengaruh alkohol atau memang karena libido Karin yang tinggi, puting susu Karin mengeras dan makin mengeras ketika dadanya bersentuhan dengan badan Randi. photomemek.com Gairah Karin bangkit karenanya. Tapi Karin masih bisa menahan dirinya. Mereka terus menikmati waktu yang ada sambil meneguk minuman hingga wajah mereka memerah. Karin benar-benar menikmati malam itu selagi bisa bebas dari beban pekerjaan dan anak-anaknya. Sampai ketika waktu menunjukkan jam 1.00 pagi mereka segera pulang ke hotel.
“Kita ngobrol di kamar saja, yuk?”, kata Abiem.“Okay.. Nanti aku buka connecting door-nya”, kata Karin sambil berlalu menuju kamarnya.
Sementara Ani, Abiem dan Randi masih duduk-duduk di lobby. Sesampai di kamar, Karin segera membuka connecting door-nya, lalu dia ketuk pintu sebelahnya. Tidak ada jawaban.
“Ah, masih pada di bawah barangkali..”, pikir Karin sambil merebahkan badannya di ranjang.
Hampir setengah jam menunggu, ternyata mereka tidak datang juga. Akhirnya Karin memutuskan untuk berendam air hangat dan mandi selama beberapa menit.
“Hei.. Sorry kami kelamaan..”, suara Ani yang tiba-tiba masuk kamar mandi mengagetkan Karin yang baru saja memakai kimono.
“Abiem dan Randi di ruang tengah..”, kata Ani lagi sambil agak sempoyongan.
“Kamar kamu enak juga ada ruang tamunya.. Kita bisa ngobrol disini..”, kata Ani lagi.
“Shit!! Ngapain kumpul di kamar aku?”, bisik hati Karin.
“Hei perempuan! Cepatlah kemari.. Kita habiskan sisa minuman tadi”, terdengar suara Abiem memanggil. Akhirnya mereka berempat lagi-lagi meneguk bergelas alkohol yang dibawa Abiem.
“Ohh.. Gawat! Kenapa aku jadi pengen..”, hati Karin berbisik ketika pengaruh alkohol mulai menjalar di tubuhnya.
Terasa oleh Karin buah dada serta puting susunya mulai mengeras lagi, sementara memeknya terasa berdenyut basah menahan gairah..
“Aku akan hirup udara segar dulu..”, kata Karin sambil bangkit agak terhuyung menuju teras. Dihirupnya udara malam dalam-dalam untuk mengurangi sesuatu di dalam tubuhnya yang mulai menggoda imannya.
“Ohh..”, tiba-tiba terdengar suara Abiem mendesah keras dari dalam. Karin segera melongokan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi.
“Oh my God!”, batin Karin ketika melihat apa yang terjadi. Gairah dan denyutan memeknya semakin terasa menggoda.
Di depan matanya, Karin melihat bagaimana Ani berciuman dengan suaminya di kursi sambil tangannya mengocok kontol Abiem yang sudah tegak. Celana Abiem hanya di buka dan diperosotkan sebatas pahanya saja.
“Ohh.. Cepat hisap kontol aku, bitch!”, kata Abiem kepada Ani. Dengan serta merta Ani menurunkan kepalanya, lalu dengan segera kontol Abiem sudah dilahapnya sambil tetap dikocok pelan.
“Ooh..”, desah Abiem ketika lidah Ani menjilati kepala kontolnya sambil batangnya tetap dikocok tangan Ani.
“Apa yang harus aku lakukan?”, batin Karin ketika melihat kontol Abiem yang basah di jilat dan dihisap mulut Ani.
Gairahnya semakin memuncak. Dengan mata agak nanar terus dilihatnya Ani dan Abiem. Antara sadar dan tidak, tak terasa oleh Karin ketika Randi menempelkan tubuhnya dari belakang. Tangan Randi menyusuri kaki Karin dari betis sampai paha lalu naik ke pantat Karin yang belum sempai memakai pakaian dalam sejak selesai mandi tadi..
“Hei! Pak Randi ngapain?!”, kata Karin kaget sambil menepis tangan Randi dari pantatnya.
“Kita sama-sama tahu sama-sama mau kan..”, kata Randi sambil mendekati Karin.
Karin segera menghindar dan berlari menuju kamarnya melewati Ani dan Abiem yang sedang asyik melakukan oral seks. Ani dan Abiem sampai kaget dan menghentikan cumbuan mereka ketika melihat Karin melintas. Di dalam kamarnya Karin masih bingung dan teringat akan oral seks Ani dan Abeim serta perlakuan Randi kepadanya. Sebetulnya gairah Karin sudah sangat memuncak saat itu, tapi entah kenapa masih ada rasa ragu di hatinya.
“Ada apa, Karin?”, tiba-tiba Ani masuk kamar dan menghampiri Karin yang masih berdiri.
“Entahlah, An.. Aku.. Aku aku tak tahu..”, kata Karin sambil melepas kimono lalu segera memakai celana dalamnya.
Tapi ketika Karin akan memakai memakai Bra, tiba-tiba Ani memeluknya dari belakang hingga Karin tidak jadi memakai Bra tersebut.
“Ayolah Karin, kita nikmati malam ini..”, bisik Ani ke telinga Karin.
“Mmhh..”, desah Karin ketika tangan Ani mengusap seluruh badannya. Usapan dan belaian tangan Ani kembali mengobarkan gairah Karin yang sempat surut.
“Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini?”, bisik Ani lagi sambil tangannya meremas kedua buah dada Karin dari belakang.
“Ohh..”, desah Karin sambil terpejam menikmati sensasi jari tangan Ani ketika memainkan dan memelintir puting susunya.
“Mmhh.. Ohh..”, desah Karin makin keras ketika lidah dan bibir Ani menyusuri telinga, tengkuk dan lehernya sembari tangannya tetap meremas dan memainkan puting susu Karin.
“Nikmati saja malam ini..”, bisik Ani sambil membalikan badan Karin dan merebahkannya di ranjang.
“Oww..”, jerit lirih Karin ketika lidah dan bibir Ani menciumi dan menjilati buah dada serta puting susunya.
“Aniihh.. Oohhsshh..”, jerit Karin makin keras ketika jari Ani masuk ke celana dalam dan menggosok memeknya.
Tubuh Karin menggeliat terbawa rasa nikmat dan terlepasnya himpitan gairah yang tertahan sebelumnya.
“Kamu menyukai ini?”, bisik Ani sambil lidah dan mulutnya turun menyusuri perut sementara tangannya melepas celana dalan yang dipakai Karin.
“Ohh.. Anniihh..”, jerit Karin ketika ada rasa nikmat yang menjalar ketika lidah Ani dengan liar menyusuri belahan memeknya.
“Ohh Ani.. Enakkhh”, desah Karin waktu lidah Ani menjilati kelentit dan sesekali mengulumnya.
“Anniihh.. Akku.. Keluarrhh..!”, jerit Karin sambil menggelinjang dan mendesakan kepala Ani ke memeknya ketika ada semburan hangat terasa di memeknya yang disertai rasa nikmat yang luar biasa.
Ani tersenyum sambil bangkit lalu memeluk dan melumat bibir Karin.
“Aku baru kali ini merasakan bercumbu dengan wanita.. Ternyata memuaskan..”, bisik Karin sambil sesekali mengecup bibir Ani. Ketika Karin dan Ani saling lumat bibir, terasa oleh Karin ada tangan yang menjamah, membelai dan meremas pelan buah dadanya.
“Sayang, kamu layani si Randi..”, Abiem menyuruh dan menarik tubuh Ani dari atas tubuh Karin.
“Kamu menyukai permainan istriku, Karin?”, kata Abiem yang sudah telanjang bulat sambil menindih tubuh Karin serta mulai menciumi leher lalu turun ke buah dada Karin.
“Jangaann!! “, teriak Karin sambil meronta menjauhkan wajah Abiem dari buah dadanya. Tapi Abiem dengan cepat memegang kedua tangan Karin, lalu lidah dan mulutnya kembali meneruskan menjilati buah dada dan puting susu Karin.
“Ohh.. Jangaannhh.. Janghh.. Jangannhh..”, rintih Karin diantara rasa malu, rasa terhina, serta rasa nikmat ketika lidah Abiem bisa memberikan rasa itu. Apalagi ketika kontol Abiem yang tegang dan tegak mengesek-gesek memeknya yang sudah basah. Bahkan ketika lidah Abiem turun ke perut, turun lagi hingga mencapai memeknya, Karin kembali menggelepar dalam kenikmatan walau hatinya menolak diperlakukan demikian.
“Jangannhh, Biem..!”, jerit lirih Karin ketika Abiem mulai mengarahkan kontol ke lubang memeknya. Ani-pun yang sedang asyik disetubuhi Randi, sempat menghentikan persetubuhannya lalu bangkit dan mencoba memegang kontol Abiem agar tidak menyetubuhi Karin.
“Sudah! Kamu nikmati saja kontol si Randi sana!”, kata Abiem aga keras sambil mendorong tubuh Ani.
“Sudahlah, Ani.. Sini!”, kata Randi sambil menarik dan merebahkan tubuh Ani di karpet lalu kembali menyetubuhi istri temannya itu.
“Ohh..!”, terdengar desah Karin ketika kontol Abiem masuk ke memeknya lalu dengan kasar dan cepat Abiem menggenjotnya.
“Jangan, Biemm.. Lepaskan aku!”, jerit lirih Karin di sela rasa sakit dan nikmat ketika kontol Abiem keluar masuk memeknya.
“Fuck you, bitch!”, kata Abiem sambil mengangkat satu kaki Karin dan di tahan oleh pundaknya.
“Ohh.. Memekmu nikmat, Karin..”, kata Abiem sambil memompa kontolnya lebih dalam dengan posisi demikian.
“Ohh.. Mmhh..”, desah Karin sambil terpejam. Rasa sakit yang ada kini berganti rasa nikmat yang luar biasa.
“Bagaimana rasanya, sayang..”, terdengar suara Ani di samping Karin ketika Ani mengganti posisi dengan doggy style di atas ranjang.
“Kamu nikmati saja malam ini, Karin.. Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini..”, Randi menyela sambil mengenjot memek Ani dalam posisi menungging.
“Mmhh.. Sshh.. Ohh”, Karin hanya menjawab dengan desahan pertanda sedang menikmati suatu kenikmatan ketika Abiem dengan ganas mengeluarmasukkan kontol ke memeknya.
“Ooww.. Ohh..!”, terdengar suara Karin menjerit sambil memegang tangan Abiem dengan kencang. Sementara tubuhnya menggeliat serta mendesakkan memeknya ke kontol Abiem dan menggoyangnya dengan cepat.
“Serr! Serr! Serr!”, kembali memek Karin mengeluarkan air mani yang menyembur hangat di dalam memeknya.
“Ohh.. Fuck you! Fuck you!”, kata Abiem sambil menggenjot kontolnya makin cepat dan makin cepat.
“Crott! Croott! Crott!”, air mani Abiem menyembur banyak di dalam memek Karin.
“Oohh..!!”, desah Abiem sambil merebahkan tubuhnya menindih tubuh Karin.
Karin hanya bisa memejamkan mata setelahnya. Rasa lelah serta pengaruh alkohol yang masih ada membuatnya tak mempedulikan lagi keadaan disekelilingnya. Yang sempat terdengar oleh telinga Karin adalah teriakan kenikmatan yang keluar dari mulut Ani dan Randi yang sedang asyik bersetubuh di depan suami Ani sendiri. Mata Karin sedikit demi sedikit makin berat. Hanya rasa nyaman dan sisa-sisa kenikmatan di memek Karin yang membuat memeknya berdenyut-denyut hingga Karin tertidur..
Karin tertidur sampai siang hari dalam kedaan telanjang bulat. Tubuhnya tertidur hanya diselimuti oleh bed cover. Tak terdengar olehnya ketukan pintu oleh cleaning service. Sehingga ketika cleaning service membuka pintu dengan kunci cadangan yang dia bawa, dia begitu terkejut melihat tubuh molek tergolek di ranjang.
“Eh.., maaf, Bu.. Saya kira tidak ada siap-siapa di dalam”, kata petugas kebersihan tersebut.
“Tidak apa-apa.. Kembali lagi saja dan bereskan kamar saya nanti agak siang..”, kata Karin sambil menyelimuti tubuhnya lebih rapat.
Setelah petugas itu keluar, Karin hanya bisa merenungi apa yang terjadi semalam. Karin sendiri merasa heran, dirinya tidak mau dipaksa, diperkosa, entah apapun namanya, tapi yang jelas dirinya begitu menikmati perlakuan orang lain yang begitu kasar pada dirinya pada akhirnya..
Karin memang sangat suka berpetualang seks dari sebelum menikah sampai sekarang, tapi belum pernah merasakan sensasi kenikmatan seperti yang dirasakan semalam.. Ingin rasa hati Karin menceritakan hal ini kepada suaminya, tapi pertentangan batin terjadi dalam hatinya karena hal ini menyangkut kepada teman-teman baik suaminya. Bahkan terbersit keinginan Karin untuk kembali ingin mendapatkan sensasi kenikmatan dengan menjadi objek pemaksaan seksual.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,